Melihat, memperhatikan dan mencoba menerjemahkan suasana hidup saat ini sungguh berbanding terbalik dengan masa-masa kecil penulis dan pembaca yang seumuran atau lebih tua dari penulis. Dulu, dengan hidup serba kekurangan dan kesederhanaan menjadikan tiap dari orang yang hidup kala itu benar-benar fokus dan disiplin dalam belajar. Walhasil mereka akan menjadi seorang pelajar yang berbobot dan diacungi jempol. Oleh karenanya penulis mencoba mengangkat topik tulisan ini mengenai sebuah tragedi yang sangat luar biasa yaitu kehidupan seorang pelajar/santri dalam modernisasi zaman.
Dunia tak lagi seperti kala dulu, dunia saat ini bagaikan mengayuh dan berenang dialiran sungai yang deras, semakin kencang dan cepat tangan mengayuh semakin cepat dan lelah pula tubuh ini lantas bukannya dapat berlabuh ketepi sungai akan tetapi tubuh ini akan diseret dan dibawa oleh derasnya aliran sungai. Perumpamaan ini seakan cocok untuk disemai dan dipasangkan pada kehidupan yang serba modern saat ini. Lahirnya berbagai macam teknologi modern akhir-akhir ini menjadi hal yang positif bagi sebahagian masyarakat umum dan menjadi momok menakutkan bagi kalangan santri untuk bisa sukses dalam menggapai impian masa depannya. Karena kesuksesan seorang santri itu harus dibekali dengan prinsip dan etika kesopanan dan keyakinan teguh serta dibarengi dengan berbagai hafalan yang dipelajarinya dipesantren/dayah. Banyak kalangan santri terhipnotis dengan berbagai macam keanekaragaman alat-alat nan modern tersebut hingga santri itu tenggelam dalam lautan hiruk pikuk dunia yang serba modern, dia lupa akan kewibawaannya seorang santri, lupa akan masa depan yang harus dia tempuh.
Dunia saat ini sudah sangat maju disegala aspek kehidupan baik berkenaan dengan alat transportasi, kesehatan dan berbagai macam alat komunikasi salah satunya adalah gadget. Berbagai macam model dan tipe serta kecanggihannya diciptakan oleh produsen hp berbasis android tersebut. Sehingga memungkinkan banyak orang tergila-gila dengan kecanggihannya. Memang android keren dan canggih apalagi sistemnya model terbaru dibarengi dengan jaringan 4G, membuat sipenggunanya lupa diri. Tapi ada baiknya kita gunakan disaat waktu-waktu senggang setelah beraktifitas dan belajar/mengajar karena tidak memungkinkan juga kita gunakan disaat sukses kelak, toh sekarang juga bisa digunakan untuk belajar dan mencari bahan/metode demi membangkit gairah dan motivasi. Tetapi, jangan seperti yg terjadi saat ini, dengan banyaknya deretan dan bangunan-bangunan yang menyediakan wifi banyak orang-orang bahkan santri yang menghabiskan waktu dengan androidnya ditempat tersebut tanpa ada rasa bosan sedikitpun.
Secara umum pesantren atau pondok didefinisikan sebagai “lembaga pendidikan Islam dengan sistem asrama, kyai/teungku sebagai sentral figurnya dan masjid sebagai titik pusat yang menjiwainya." Sebagai lembaga yang mengintegrasikan seluruh pusat pendidikan, pendidikan pesantren bersifat total, mencakup seluruh bidang kecakapan anak didik; baik spiritual, intelektual, maupun moral-emosional. Untuk itu, lingkungan pesantren secara keseluruhannya adalah lingkungan yang dirancang untuk kepentingan pendidikan. Sehingga segala yang didengar, dilihat, dirasakan, dikerjakan, dan dialami para santri, bahkan juga seluruh penghuni pesantren, adalah dimaksudkan untuk mencapai tujuan pendidikan. Dengan cara ini pesantren telah mewujudkan sebuah masyarakat belajar yang kini dikenal dengan istilah learning society.
Pihak lembaga atau pimpinan pondok pesantren/dayah pun, berusaha sekuat tenaga untuk mendidik dan menjadikan santri yang menimba ilmu dilembaganya betul-betul handal dan profesional, mereka menetapkan berbagai macam peraturan dilembaganya agar santri itu disiplin dan bisa hidup dalam kebersamaan yang sederhana, tak ada yang namanya kaya miskin, semuanya serba sederhana. Didikan seperti itu patut dicontohkan dan diadopsikan oleh segenap lapisan masyarakat didalam kehidupan keluarganya. Mendidik keluarga dari sejak kecil dalam kedisiplinan, insya allah anaknya kelak akan mendidik dan memberlakukan prinsip yang sama seperti yang pernah dia alami kepada keturunannya. Umumnya lembaga agama diaceh menetapkan peraturan tidak boleh menggunakan ponsel bagi santri.
Peraturan ini seolah menjadikan santri itu bagaikan hidup dalam sel tahanan, bagaimana tidak, mereka hanya bisa melakukan 4 D, Didapur, Disumur, Dikasur dan Dimasjid. Padahal dengan peraturan semacam ini menjadikan santri lebih fokus dalam belajar dan mempergunakan sisa waktunya untuk mengulang-ulang yang sudah dipelajari, tak ada yang memberatkan apalagi diberatkan, itu semua demi kemanfaatan bagi santri itu sendiri, agar tidak membuang-buang waktu belajar dengan gadget. Bagi yang sudah pernah menjalani hidupnya dalam kebebasan maka ketika mengejam pendidikan dipesantren dengan peraturan seperti itu menjadikan santri terasa berat untuk menjalaninya. Maka apabila orang tuanya dari sejak kecil mendidik dalam kedisiplinan dan berperaturan tak ada istilah kebebasan bagi anak-anaknya. Dan mudah baginya menjalani hidup dipesantren karena sama dan tentunya searah dengan didikan keluarganya.
Jika sudah demikian. Maka, salahkah seorang santri itu memegang gadget hingga lupa diri untuk balik kepondok saat dia sudah dikampung? Salahkah dia mengoleksi berbagai macam alat transportasi nan mewah dan megah? ”jawabannya ada padamu” itu hanyalah segelintir kata dari bait syahdu populer malaysia. Itu juga menjadi jawaban dari pertanyaan penulis diatas. Penulis hanya memberikan tanggapan terhadap kasus ini dan mencoba menjelaskan sedikit dari banyaknya, fikiran yang fokus dan kosong dari masalah akan mencerna dan mengulang-ulang membaca hingga timbul pertanyaan tadi. Lirik lagu tersebut jika kita konsumsikan pada diri kita(santri) maka akan menjadi jawabannya lebih kurang seperti ini “tergantung prinsip dan keteguhan dirinya (santri), sejauh mana dia tenggelam dalam dunia serba modern ini. Bila dia menggunakan alat tersebut hanya sebatas untuk keperluannya saja, maka dia tidak akan tenggelam dalamnya dan bisa untuk meraih dan menggapai keinginannya menjadi seorang santri dengan lebih rajin dan tepati waktu baliknya kepondok, kemudian terus menggali berbagai ilmu dan mengamalkannya. Tetapi bila santri itu menggunakan berbagai macam alat nan canggih itu dengan tak boleh sedikitpun lepas dan berpisah dari kehidupannya, maka dia akan lupa dan tentunya tidak sadar lagi bahkan sama sekali tidak suka dengan yang namanya nyantri, baginya dunia saat ini adalah kehidupan yang kekal dan abadi. Timbul pemikiran aneh “kapan lagi kalau bukan sekarang,siapa lagi kalau bukan saya”.
Jangan salahkan gadget dan produsennya yang telah menciptakan kecanggihan hingga membuat santri itu terhipnotis dan terbuai karenanya. Tapi, salahkan diri anda wahai santri karena anda belum bisa menggunakan kecanggihan itu pada hal-hal yang mendorong semangat untuk belajar. Banyak kemanfaatan dan kelebihan bagi orang lain dengan canggihnya gadget, salah satunya bisa lebih cepat dalam mengetahui suatu kejadian, lebih mudah dalam berkomunikasi karena disertai dengan signal yang bagus dan dilengkapi dengan jaringan yang berkwalitas. Sangat mudah dan sangat simpel serta kompleks dalam penggunaan.
Banyaknya peminat dan pengguna gadget saat ini menyebabkan produsen hp berkelas tersebut kewalahan menunaikan permintaan konsumen indonesia, untuk mengatasinya pihak produsen mencoba membuka cabangnya diindonesia, oppo misalnya sudah mendirikan pabriknya dikawasan Mauk, Tangerang Banten . Mereka bisa mendirikan pabriknya diindonesia karena permintaannya yang membludak. Penulis mencoba memberikan semangat kepada santri agar tidak kalah dengan mereka, rajinlah belajar dan yakinkan diri serta fokus pada apa yang dipelajari sekarang,insya allah 10 atau 20 tahun kedepan kita akan bisa membangun sebuah cabang ilmu dinegeri produsen gadget tersebut, kita lebih mudah mengembangkan ilmu ditempat orang yang belum sama sekali mengenal dengan islam ketimbang mengembangkan dinegeri yang sudah nenek moyangnya beragama islam.
Penulis mencoba memberikan sedikit gambaran islam di Aceh dengan di Amerika. Aceh adalah satu provinsi diindonesia yang mayoritas rakyatnya beragama islam dan menerapkan syariat islam, dan keislaman diaceh pun beragam, ada yang mencoba mempertahankan tradisi dari sahabat seperti yang dilakukan oleh aswaja, ada juga yang mencoba membidahkan sesuatu yang tidak diterima oleh akal dan pikiran mereka seperti salafi. Disaat sudah bercampur baur islam seperti itu, maka sulit untuk dikembangkan karena sesuatu yang kita sampaikan harus disertai referensi yang lengkap dan tentunya lebih detail, tidak mau menerima dengan akal, sedangkan otak dan IQ umumnya manusia tidak sama, sehingga tidak semua referensi dapat diingat oleh otak dan disimpan oleh memory. Hanya sebahagian saja yang bisa dan benar-benar jenius. Sedangkan Amerika adalah satu negara yang minim dengan islam, sehingga sangat mudah islam dikembangkan disana, mereka tidak akan mendebat karena minim dengan ilmu. Mereka yang non muslim pun tidak akan menindas dan merampas hak dan martabat karena sudah ada perjanjian untuk bebas dan saling menjaga toleransi antar sesama.
Untuk meraih itu semua tidak lah semudah membalikkan telapak tangan, harus jeli dan tentunya harus dengan kemampuan dan ilmu yang memadai, maka yakinlah dan giatlah wahai santri dalam belajar agar kelak kita bisa menguasai negri mereka dengan keislaman sebagaimana mereka menguasai negri kita dengan gadget. Tidak ada yang mustahil bagi allah untuk memenuhi kemauan itu semua. Rajinlah dan yakinkanlah bahwa allah akan melakukan yang terbaik bagi hambanya apabila hambanya itu benar-benar melakukan apa saja yang diperintahkannya.
Maka satu konsep yang harus selalu kita(santri) pegang bahkan masyarakat umum pun dalam kehidupan ini adalah, jangan terbuai dengan dunia, karena dunia adalah surga bagi mereka non muslim dan neraka bagi kita muslim, ambilkan dunia seperlunya saja jangan berlebihan, ingat jangan berlebihan. Bagaimana kita bisa mengembangkan islam sedangkan kita masih terbuai dengan canggihnya dunia. Dunia ini diibaratkan bagai sebutir madu yang menetes dilantai, datang seekor semut mengisap madu tersebut, kemudian dia kembali kesarangnya, tidak tahan dengan manisnya madu semut tersebut berusaha berjalan dan berlari mencari tetesan madu yang pernah dia hisap. Dia pun menemui madu tersebut lantas dia isap kembali, sangking nikmat dan lezatnya madu dia tidak mau madu itu diisap oleh semut yang lain, sehingga diapun menaiki kaki dan badannya keatas tetesan madu tersebut, demi mendapatkan semuanya. Akhirnya kaki, badan dan seluruh tubuhnya lengket dengan madu, dia tidak bisa mengisapnya lagi, kenapa? Karena dia sedang berusaha untuk melepaskan dirinya dari lengketan madu tersebut,,,nauzubillah…! Semut itu akhirnya meninggalkan dunia dengan badannya menempel pada tetesan madu, kenikmatan madu yang hanya sesaat menyebabkan semut mati didalamnya.
Nah…! Itulah sodara, dunia dirancang dan dikembangkan semakin maju dan canggih. Siapa saja yang sibuk dan tenggelam dalamnya dunia, Maka sangat berkemungkinan dia sama nasibnya dengan seekor semut. Kemewahan dan kecanggihan dunia saat ini akan menyebabkan insan terutama para santri akan selalu terbuai dengan kenikmatan dunia yang tak lah kekal abadan abadi ini jika, santri itu tidak dibekali dengan sifat qana’ah (merasa cukup dan menerima). Sangat disayangkan apabila kecanggihan dunia saat ini disalah gunakan oleh para santri. Bukan mereka syukuri kecanggihan itu dengan hal-hal yang bersifat positif, akan tetapi mereka menggunakan-nya dengan menuruti hawa nafsu pada hal-hal yang berbau negatif.
Wassalam
Penulis : Munizar
Pakerjaan : pelajar/santri
Alamat : Paloh mampree, Kec. Nisam, Kab. Aceh utara
Mondok di : Darul munawwarah, kuta krueng, ulee gle ,pidie jaya, Aceh
WA : 085358680604
Email : munizardhiauddinarrayis@gmail.com
Peraturan ini seolah menjadikan santri itu bagaikan hidup dalam sel tahanan, bagaimana tidak, mereka hanya bisa melakukan 4 D, Didapur, Disumur, Dikasur dan Dimasjid. Padahal dengan peraturan semacam ini menjadikan santri lebih fokus dalam belajar dan mempergunakan sisa waktunya untuk mengulang-ulang yang sudah dipelajari, tak ada yang memberatkan apalagi diberatkan, itu semua demi kemanfaatan bagi santri itu sendiri, agar tidak membuang-buang waktu belajar dengan gadget. Bagi yang sudah pernah menjalani hidupnya dalam kebebasan maka ketika mengejam pendidikan dipesantren dengan peraturan seperti itu menjadikan santri terasa berat untuk menjalaninya. Maka apabila orang tuanya dari sejak kecil mendidik dalam kedisiplinan dan berperaturan tak ada istilah kebebasan bagi anak-anaknya. Dan mudah baginya menjalani hidup dipesantren karena sama dan tentunya searah dengan didikan keluarganya.
Jika sudah demikian. Maka, salahkah seorang santri itu memegang gadget hingga lupa diri untuk balik kepondok saat dia sudah dikampung? Salahkah dia mengoleksi berbagai macam alat transportasi nan mewah dan megah? ”jawabannya ada padamu” itu hanyalah segelintir kata dari bait syahdu populer malaysia. Itu juga menjadi jawaban dari pertanyaan penulis diatas. Penulis hanya memberikan tanggapan terhadap kasus ini dan mencoba menjelaskan sedikit dari banyaknya, fikiran yang fokus dan kosong dari masalah akan mencerna dan mengulang-ulang membaca hingga timbul pertanyaan tadi. Lirik lagu tersebut jika kita konsumsikan pada diri kita(santri) maka akan menjadi jawabannya lebih kurang seperti ini “tergantung prinsip dan keteguhan dirinya (santri), sejauh mana dia tenggelam dalam dunia serba modern ini. Bila dia menggunakan alat tersebut hanya sebatas untuk keperluannya saja, maka dia tidak akan tenggelam dalamnya dan bisa untuk meraih dan menggapai keinginannya menjadi seorang santri dengan lebih rajin dan tepati waktu baliknya kepondok, kemudian terus menggali berbagai ilmu dan mengamalkannya. Tetapi bila santri itu menggunakan berbagai macam alat nan canggih itu dengan tak boleh sedikitpun lepas dan berpisah dari kehidupannya, maka dia akan lupa dan tentunya tidak sadar lagi bahkan sama sekali tidak suka dengan yang namanya nyantri, baginya dunia saat ini adalah kehidupan yang kekal dan abadi. Timbul pemikiran aneh “kapan lagi kalau bukan sekarang,siapa lagi kalau bukan saya”.
Jangan salahkan gadget dan produsennya yang telah menciptakan kecanggihan hingga membuat santri itu terhipnotis dan terbuai karenanya. Tapi, salahkan diri anda wahai santri karena anda belum bisa menggunakan kecanggihan itu pada hal-hal yang mendorong semangat untuk belajar. Banyak kemanfaatan dan kelebihan bagi orang lain dengan canggihnya gadget, salah satunya bisa lebih cepat dalam mengetahui suatu kejadian, lebih mudah dalam berkomunikasi karena disertai dengan signal yang bagus dan dilengkapi dengan jaringan yang berkwalitas. Sangat mudah dan sangat simpel serta kompleks dalam penggunaan.
Banyaknya peminat dan pengguna gadget saat ini menyebabkan produsen hp berkelas tersebut kewalahan menunaikan permintaan konsumen indonesia, untuk mengatasinya pihak produsen mencoba membuka cabangnya diindonesia, oppo misalnya sudah mendirikan pabriknya dikawasan Mauk, Tangerang Banten . Mereka bisa mendirikan pabriknya diindonesia karena permintaannya yang membludak. Penulis mencoba memberikan semangat kepada santri agar tidak kalah dengan mereka, rajinlah belajar dan yakinkan diri serta fokus pada apa yang dipelajari sekarang,insya allah 10 atau 20 tahun kedepan kita akan bisa membangun sebuah cabang ilmu dinegeri produsen gadget tersebut, kita lebih mudah mengembangkan ilmu ditempat orang yang belum sama sekali mengenal dengan islam ketimbang mengembangkan dinegeri yang sudah nenek moyangnya beragama islam.
Penulis mencoba memberikan sedikit gambaran islam di Aceh dengan di Amerika. Aceh adalah satu provinsi diindonesia yang mayoritas rakyatnya beragama islam dan menerapkan syariat islam, dan keislaman diaceh pun beragam, ada yang mencoba mempertahankan tradisi dari sahabat seperti yang dilakukan oleh aswaja, ada juga yang mencoba membidahkan sesuatu yang tidak diterima oleh akal dan pikiran mereka seperti salafi. Disaat sudah bercampur baur islam seperti itu, maka sulit untuk dikembangkan karena sesuatu yang kita sampaikan harus disertai referensi yang lengkap dan tentunya lebih detail, tidak mau menerima dengan akal, sedangkan otak dan IQ umumnya manusia tidak sama, sehingga tidak semua referensi dapat diingat oleh otak dan disimpan oleh memory. Hanya sebahagian saja yang bisa dan benar-benar jenius. Sedangkan Amerika adalah satu negara yang minim dengan islam, sehingga sangat mudah islam dikembangkan disana, mereka tidak akan mendebat karena minim dengan ilmu. Mereka yang non muslim pun tidak akan menindas dan merampas hak dan martabat karena sudah ada perjanjian untuk bebas dan saling menjaga toleransi antar sesama.
Untuk meraih itu semua tidak lah semudah membalikkan telapak tangan, harus jeli dan tentunya harus dengan kemampuan dan ilmu yang memadai, maka yakinlah dan giatlah wahai santri dalam belajar agar kelak kita bisa menguasai negri mereka dengan keislaman sebagaimana mereka menguasai negri kita dengan gadget. Tidak ada yang mustahil bagi allah untuk memenuhi kemauan itu semua. Rajinlah dan yakinkanlah bahwa allah akan melakukan yang terbaik bagi hambanya apabila hambanya itu benar-benar melakukan apa saja yang diperintahkannya.
Maka satu konsep yang harus selalu kita(santri) pegang bahkan masyarakat umum pun dalam kehidupan ini adalah, jangan terbuai dengan dunia, karena dunia adalah surga bagi mereka non muslim dan neraka bagi kita muslim, ambilkan dunia seperlunya saja jangan berlebihan, ingat jangan berlebihan. Bagaimana kita bisa mengembangkan islam sedangkan kita masih terbuai dengan canggihnya dunia. Dunia ini diibaratkan bagai sebutir madu yang menetes dilantai, datang seekor semut mengisap madu tersebut, kemudian dia kembali kesarangnya, tidak tahan dengan manisnya madu semut tersebut berusaha berjalan dan berlari mencari tetesan madu yang pernah dia hisap. Dia pun menemui madu tersebut lantas dia isap kembali, sangking nikmat dan lezatnya madu dia tidak mau madu itu diisap oleh semut yang lain, sehingga diapun menaiki kaki dan badannya keatas tetesan madu tersebut, demi mendapatkan semuanya. Akhirnya kaki, badan dan seluruh tubuhnya lengket dengan madu, dia tidak bisa mengisapnya lagi, kenapa? Karena dia sedang berusaha untuk melepaskan dirinya dari lengketan madu tersebut,,,nauzubillah…! Semut itu akhirnya meninggalkan dunia dengan badannya menempel pada tetesan madu, kenikmatan madu yang hanya sesaat menyebabkan semut mati didalamnya.
Nah…! Itulah sodara, dunia dirancang dan dikembangkan semakin maju dan canggih. Siapa saja yang sibuk dan tenggelam dalamnya dunia, Maka sangat berkemungkinan dia sama nasibnya dengan seekor semut. Kemewahan dan kecanggihan dunia saat ini akan menyebabkan insan terutama para santri akan selalu terbuai dengan kenikmatan dunia yang tak lah kekal abadan abadi ini jika, santri itu tidak dibekali dengan sifat qana’ah (merasa cukup dan menerima). Sangat disayangkan apabila kecanggihan dunia saat ini disalah gunakan oleh para santri. Bukan mereka syukuri kecanggihan itu dengan hal-hal yang bersifat positif, akan tetapi mereka menggunakan-nya dengan menuruti hawa nafsu pada hal-hal yang berbau negatif.
Wassalam
Penulis : Munizar
Pakerjaan : pelajar/santri
Alamat : Paloh mampree, Kec. Nisam, Kab. Aceh utara
Mondok di : Darul munawwarah, kuta krueng, ulee gle ,pidie jaya, Aceh
WA : 085358680604
Email : munizardhiauddinarrayis@gmail.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar