![]() |
Foto : sebagai Ilustrasi Tgk Tarmizi(Abati) & Abu H usman (Abu kuta) |
Assalamualaikum..wr..wb..
Bismillahirrahmaanirrahiim
Ketika agama hanya sampai di mulut, maka sudah pasti hanya akan menjadi bahan perdebatan tanpa amal, setiap orang merasa dirinya paling benar, saling menghujat dan merasa diri atau kelompoknya ahli syurga dan orang-orang di luar kelompoknya menjadi ahli neraka, begitu juga ketika agama hanya di letakkan di otak, maka kita cenderung untuk mengotak-katikkan agama seakan merasa diri lebih hebat dari Allah, seolah-olah ingin berkata bahwa Allah tidak mengerti perkembangan zaman, NAUZUBILAH MINZALIK semoga Allah swt memberikan hidayah-Nya,
....Lantas dimanakah seharusnya kita meletakkan Agama? tidak lain dan tidak bukan kita seharusnya meletakan agama di hati kita. Agar kita menjalankan agama dengan penuh kehati-hatian sebagaimana Rasulullah saw dan para sahabatnya menjalankan agama ... .. Sesungguhnya tidak ada yang paling penting baik di dunia yang sementara maupun kelak di akhirat yang selama-lamanya selain perkara Agama. Sesuatu akan ada nilainya jika disandarkan kepada agama. Sebuah karpet seberapa pun mahal dan indahnya kalau tidak disandarkan kepada agama , maka tak ubahnya seperti hamparan biasa .. siapa saja boleh menginjaknya, biarpun diletakan di hotel mewah sekalipun, tapi ketika karpet tersebut di sandarkan kepada agama, maka tak sembarang orang boleh menginjaknya selain orang-orang yang suci dari najis seperti karpet-karpet musholla / masjid, begitupun dengan kertas, begitu kertas itu di sandarkan kepada Agama , maka kertas tersebut akan memiliki nilai yg tinggi contohnya kertas yang ditulis ayat-ayat alqur’an, maka kertas tersebut akan di letakan di tempat yang tinggi , membacanya pun dengan menggunakan adab, coba bandingkan dengan kertas surat kabar , sehari di baca besoknya sudah jadi pembungkus ... .. Begitu juga dengan manusia, apabila ada agama dalam diri maka kemuliaanlah yang akan diterima dirinya baik di dunia yang sementara maupun di akhirat yang selama-lamanya.
.. ..Suadaraku , ketika suatu benda sudah tak terpakai lagi maka hanya ada 2 perkara yang akan terjadi, yang pertama benda itu akan hancur oleh waktu atau benda tersebut akan di tukar/buang menjadi benda yang lainnya. Manusia pun tak ubahnya seperti benda. Ketika manusia tak digunakan lagi untuk agama maka hanya ada dua pilihan, Allah swt hancurkan atau Allah swt abaikan dirinya dalam kubangan maksiat dan kelak di akhirat baru Allah swt masukkan dirinya ke dalam neraka... ..
Saudaraku , agama tak hanya cukup di perdebatkan dan di seminarkan tapi perlu di dakwahkan, di bicarakan setiap hari, jumpa manusia sampaikan kemahaKuasaan Allah, keHebatan Allah, bahwa Allah yang Menghidupkan, yang Mematikan, yang Memberi Rezeki, yang memberi Manfaat dan Mudharat, semua makhluk berhajat kepada Allah swt sedangkan Allah swt tidak berhajat kepada makhluk.
Lagi dan lagi sampai tiada lagi, hari demi hari sampai tiada hari lagi kita menceritakan tentang kebesaran Allah , kita bicarakan berita-berita akhirat , sesuatu yang pasti dan akan terjadi, sesuatu yang ada di atas langit dan di bawah bumi sesuatu yang pasti dan suatu saat kita akan laluinya, hanya dengan membicarakan perkara-perkara akhirat iman kita akan meningkat, hanya dengan mendakwahkan agama hidayah akan tersebar.
Islam tidak akan hidup HANYA dengan pemerintahan, Islam hanya akan hidup dengan didakwahkan, dan hidayah akan tersebar sejauh mana kita mendakwahkan agama. Setiap orang Islam tanpa kecuali harus buat dakwah, karena kerja dakwahlah yang dahulu Rasulullah saw dan para sahabatnya buat. Tidak seluruh sahabat Nabi Alim ( ahli Ilmu ), Tidak seluruh sahabat Nabi Hafidz ( hafal alqur’an) TAPI seluruh sahabat nabi Da’i (dakwah Illallah). Ketika mereka memeluk Islam, sejak saat itu juga mereka sadar, ada tugas besar yang harus mereka lakukan, bagaimana untuk menyelamatkan umat dari adzab Allah dan masuk ke syurga-Nya.
Hari ini banyak sekali ahli-ahli dalam banyak bidang keduniaan diteladani dan sangat di sanjungi, hari ini juga sangat sulit untuk mencari orang-orang yang ahli masjid, dimana hati dan pikirannya selalu terpaut kepada masjid, berpikir bagaimana setiap masjid di muka bumi hidup amalannya sebagaimana masjid pada zaman Rasulullah saw.
Hari ini sebagian besar manusia berjalan menjauh dari agama, masjid kehilangan peminatnya, tapi sayangnya kita masih diam dan duduk menyaksikan kehancuran umat tanpa mau berpikir dan ambil peduli.
Umat sudah kehilangan kehebatannya, dahulu siapa yang tidak mengenal, Abu Bakar ash-Shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi ThÄlib, tapi sekarang kemana hilangnya kehebatan yang dulu ada pada diri umat ini, hilang berganti dengan menggunungnya kemaksiatan yang dahulu kita lakukan. Apakah kita tidak kasihan beribu-ribu orang mati setiap hari tanpa membawa iman dan itu berarti adzab Allah swt telah menunggu mereka.
Wahai saudaraku mari kita bangun dari tidur yg panjang, bangun dari kemaksiatan yang tak berkesudahan, mari sama-sama bangkit, jadikan dakwah menjadi kerja utama kita, mulai saat ini niatkan dalam hati untuk memberikan seluruh sisa hidup kita untuk mendakwahkan agama, dimanapun kita berada kita dakwahkan agama, jadikan kerja agama sebagai kerja kita, jadikan maksud hidup kita hanya untuk agama.
Ya Allah maafkanlah hamba-Mu, telah lama hamba Mu melalaikan tugas besar ini,
Ya Allah , ampuni kami , Pergunakanlah semua orang islam untuk kerja agama-Mu.
Ya Allah maksiat telah terjadi di mana2 dan kami tak sanggup menghadapi ini semua tanpa bantuan-Mu.
Ya Allah kukuhkan langkah kaki jamaah yang sedang bergerak di jalan-Mu, satukan hati dan pikir mereka dgn kami, lindungi anak dan istri mereka, cukupkanlah keperluan mereka, jadikan hanya Engkau tempat kami bergantung.
Ya Allah jadikan dakwah maksud hidup kami, hidup untuk dakwah, dakwah sampai mati dan mati dalam dakwah.
Ya Allah matikan kami ketika sedang menyeru umat kepada-Mu, matikan kami dalam medan2 dakwah, berangkatkanlah kami ke ujung-ujung dunia untuk jumpa umat, untuk menyampaikan agama-Mu.
Ya Allah kirim kami keseluruh alam, berangkatkan kami dengan atau tanpa perantaan azab.
Penulis : Munizar Santri pondok pesantren Mu'adalah Darul munawwarah Kuta krueng, Aceh |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar